Berita dan Pengumuman

Pelatihan Instrukur Dasar Bojonegoro: Perkaderan yang Menggembirakan

  • Di Publikasikan Pada: 31 Oct 2022
  • Oleh: IMM UMSurabaya

Serunya PID atau biasa dibilang sebagai Pelatihan Instruktur Dasar yang diadakan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bojonegoro, yang dilaksanakan selama 4 hari, dengan mengusung tema “Simplifikasi Kaderisasi dalam bingkai Perkaderan yang Menggembirakan”  pembukaan dimulai dari hari kamis siang yang di datangi oleh DPD IMM Jawa Timur dan langsung dibuka oleh ayahhanda Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro dan dilanjut dengan Stadium Generale dengan narasumber Agung Supriyanto, S.H selaku Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Pelatihan Instruktur Dasar yang di gelar di gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro diikuti sebanyak 26 peserta yang bukan hanya dari internal Bojonegoro saja tapi juga dari pimpinan cabang lain yakni Surabaya, Malang dan Gresik. Acara Pelatihan Instruktur Dasar berlangsung dengan sukses dan berjalan sesuai tema yakni perkaderan menggembirakan yang mana tema yang diusung bukanlah semata-mata hanya untuk pemanis dalam suatu kegiatan saja, tapi tema tersebut diusung berdasarkan hasil analisis yang diadakan PC IMM Bojonegoro sebelum menggagas sebuah Pelatihan Instruktur Dasar, karena untuk apa diksi dalam tema bagus tapi tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kader, sebab IMM ini adalah organisasi perkaderan yang menjadi tulang punggung berjalannya kaderisasi Muhammadiyah. Maka dari itu dari berbagai analisis lalu tersusunlah sebuah tema yakni “Simplifikasi Kaderisasi dalam bingkai Perkaderan yang Menggembirakan”.

Ainuddin Al Afghoni selaku MoT pada PID yang mengawal jalannya acara dari awal sampai akhir penyampaian rancangan tindak lanjut. Kemudian pada saat penutupan beliau berpesan kepada seluruh peserta PID IMM Bojonegoro bahwasannya “sebagai seorang instruktur harus bisa membawa dirinya sebagai contoh untuk kader-kader IMM yang lain, karena PID ini adalah perkaderan khusus yang tidak semua kader IMM mengikuti perkaderan khusus ini, maka dari itu kalau seorang instruktur tidak bisa dijadikan contoh ya perlu dipertanyakan keinstrukturan mereka”. Pesan ini tidak hanya disampaikan MoT ketika di akhir penutupan acara PID tapi pada beberapa materi yang disampaikan oleh narasumber juga berpesan agar senantiasa bisa menjaga marwah seorang instruktur.

Ada banyak materi yang kemarin disampaikan untuk peserta PID yakni dari Sistem Perkaderaan Rosulullah, sistem perkaderan Muhammadiyah, sistem perkaderaan ikatan, keinstrukturan, Psikologi kader, Grand Design dan monitoring evaluasi, dari sekian banyak materi yang disampaikan salah satu materi yang paling berkesan menurut saya adalah pada waktu materi Grand Design Perkaderan, yang mana selain penyampaian materi yang sangat luar biasa dari pak Fazrul sebelum masuk pada materi narasumber lebih dulu membuka pikiran para peserta PID terlebih dahulu, karena pada dasarnya sebelum kita mempelajari sebuah grand design perkaderan kita harus tau dulu kebutuhan kader terlebih dahulu, pola pemikiran kita harus luas dulu, dari situ baru bisa membuat sebuah grand design perkaderaan dengan acuan kebutuhan kader yaang sebelumnya sudah di analisis terlebih dahulu.

Seperti yang saya tulis sebelumnya bahwasannya tidak ada gunanya kalau kita membuat sebuah pelatihan atau kegiatan apapun itu yang tidak berlandaskan kebutuhan peserta, ya bisa dibilang itu sebuah tindakan yang sia-sia, karena apa yang diharapkan peserta dan apa yang kita buat dalam sebuah pelatihan atau kegiataan itu bertolak belakang, sama halnya dengan kita lapar tapi kita tidak makan malah main ML itu. 

Maka dari itu banyak sekali yang pengertahuan yanag baru saya tahu dan saya dapatkana di PID kemarin dari pengetahuan umum sampai khusus yang telah disampaikan oleh pemateri dan Focus Group Discussion (FGD)  yang berperan sebagai penunjang sebuah materi itu semua ada hal baru yang tersirat dan sangat bermanfaat bagi saya, setelah beberapa hari telah dilewati tibalah di penghujung acara kakanda Arif Rahman Hakim selakau ketua umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bojonegoro berpesan dalam acara penutupan PID kemarin.

Beliau berpesan kepada para peserta “Tetap semangat dan selalu berkomunikasi sebagai alumni PID di Bojonegoro selayaknya sebuah keluarga, karena pada dasarnya IMM itu tidaklah sebuah organisasi yang bisa berdiri dengan satu komisariat atau satu cabang saja tapi ada banyak sekali keluarga kita yang kita temukan di IMM” tegasnya. Peserta juga diberikan semangat untuk selalu menjadi pewarna di setiap lingkungannya masing-masing dan beproses dengan warna sendiri.

Selepas semua selesai tidak ada istilah yang menyebutkan sebuah kegiatan tanpa foto bersama, karena di satu detik jepretan foto itu terdapat sejarah dimana kita ditempa untuk menjadi seorang instruktur dan dari foto itu lah kita lebih tau cara seseorang manusia untuk menghargai suatu momen, karena mereka tau sebuah momen belum bisa untuk diulang kembali dengan tingkat kemiripan yang sama. 


Penulis: Jullyo Ferdi Bobic

Editor: Indah Rosidah